APAKAH
LIMBAH TEKSTIL ITU ?
Limbah tekstil
merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian, proses penghilangan
kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan
proses penyempurnaan.
Gabungan air
limbah pabrik tekstil di Indonesia rata-rata mengandung 750 mg/l padatan
tersuspensi dan 500 mg/l BOD. Pabrik serat alam menghasilkan beban yang lebih
besar. Beban tiap ton produk lebih besar untuk operasi kecil dibandingkan
dengan operasi modern yang besar, berkisar dari 25 kg BOD/ton produk sampai 100
kg BOD/ton.
Penanganan Limbah
1. Langkah
pertama untuk memperkecil beban pencemaran dari operasi tekstil adalah program
pengelolaan air yang efektif dalam pabrik, menggunakan :
o
Pengukur dan pengatur laju alir
o
Pengendalian permukaan cairan untuk mengurangi
tumpahan
o
Pemeliharaan alat dan pengendalian kebocoran
o
Pengurangan pemakaian air masing-masing proses
o
Otomatisasi proses atau pengendalian proses operasi
secara cermat
o
Penggunaan kembali alir limbah proses yang satu untuk
penambahan (make-up) dalam proses lain (misalnya limbah merserisasi untuk
membuat penangas pemasakan atau penggelantangan)
o
Proses kontinyu lebih baik dari pada proses batch
(tidak kontinyu)
o
Pembilasan dengan aliran berlawanan
2. Penggantian dan pengurangan pemakaian zat kimia
dalam proses harus diperiksa pula :
o
Penggantian kanji dengan kanji buatan untuk mengurangi
BOD
o
Penggelantangan dengan peroksi da menghasilkan limbah
yang kadarnya kurang kuat daripada penggelantangan pemasakan hipoklorit
o
Penggantian zat-zat pendispersi, pengemulsi dan perata
yang menghasilkan BOD tinggi dengan yang BOD-nya lebih rendah.
3. Zat pewarna yang sedang dipakai akan menentukan
sifat dan kadar limbah proses pewarnaan. Pewarna dengan dasar pelarut harus
diganti pewarna dengan dasar air untuk mengurangi banyaknya fenol dalam limbah.
Proses penghilangan logam menghasilkan lumpur yang sukar diolah dan sukar
dibuang. Pewarnaan dengan permukaan kain yang terbuka dapat mengurangi jumlah
kehilangan pewarna yang tidak berarti.
4. Pengolahan limbah cair dilakukan apabila limbah pabrik
mengandung zat warna, maka aliran limbah dari proses pencelupan harus
dipisahkan dan diolah tersendiri. Limbah operasi pencelupan dapat diolah dengan
efektif untuk menghilangkan logam dan warna, jika menggunakan flokulasi kimia,
koagulasi dan penjernihan (dengan tawas, garam feri atau poli-elektrolit).
Limbah dari pengolahan kimia dapat dicampur dengan semua aliran limbah yang
lain untuk dilanjutkan ke pengolahan biologi.
PEMANFAATAN
LIMBAH
Industri
tekstil tidak banyak menghasilkan banyak limbah padat. Lumpur yang dihasilkan
pengolahan limbah secara kimia adalah sumber utama limbah pada pabrik tekstil.
Limbah lain yang mungkin perlu ditangani adalah sisa kain, sisa minyak dan
lateks. Alternatif pemanfaatan sisa kain adalah dapat digunakan sebagai bahan
tas kain yang terdiri dari potongan kain-kain yang tidak terpakai, dapat juga
digunakan sebagai isi bantal dan boneka sebagai pengganti dakron.Lumpur dari
pengolahan fisik atau kimia harus dihilangkan airnya dengan saringan plat atau
saringan sabuk (belt filter).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar