Kamis, 21 November 2013

Mengolah Limbah Kayu Menjadi Produk Kerajinan Ekspor




Mengolah Limbah Kayu Menjadi Produk Kerajinan Ekspor


Limbah kayu, yang banyak dijumpai di tempat penggergajian atau perusahaan mebel, biasanya hanya dijadikan bahan bakar. Atau kadang malah dibuang begitu saja. Namun, saat ini limbah seperti itu mulai banyak dimanfaatkan untuk bahan baku kerajinan.



Salah satu pemanfaatan limbah kayu tersebut adalah sebagai bahan baku pembuatan placemat atau taplak meja dan karpet. Sekilas memang agak unik dan khas, mengingat selama ini taplak maupun karpet umumnya dibuat dari bahan benang atau (sejenis) plastik. Boleh jadi karena keunikan itulah yang menyebabkan Produk taplak atau karpet kayu mampu menembus pasar ekspor.




Cara pembuatannya memang agak rumit dan membutuhkan kesabaran serta ketelitian ekstra. Mula-mula limbah kayu berbagai bentuk dan ukuran itu dipotong dengan gergaji cetak menjadi cuwilan (perca) kecil-kecil dengan bentuk dan ukuran sama. Ada yang berbentuk bulat, segi tiga, lonjong, maupun kotak dengan ketebalan sekitar 1 cm. Kemudian cuwilan-cuwilan kayu tersebut dihaluskan dengan amplas.




Setelah halus, satu per satu dilubangi menggunakan bor-hingga tembus pada sisi-sisinya. Lubang inilah nantinya untuk dimasuki benang perangkai. Setelah itu, cuwilan kayu yang sudah berlubang itu kemudian dirangkai dengan benang jenis nilon, dan ditautkan antar rangkaian hingga membentuk lembaran. Dengan demikian, satu karpet ukuran standar terdiri dari ribuan perca kayu.




Besar lembaran bergantung kebutuhan. Kalau mau dibuat karpet, ukurannya disesuaikan dengan standar ukuran karpet. Jika untuk taplak, ukurannya dibuat seukuran taplak meja. Agar lebih awet dan tambah cantik, lembaran calon karpet maupun taplak tersebut di finishing dengan cat atau dilapisi pelapis kayu natural. Karpet atau taplak pun siap dipakai.




Ada puluhan desain karpet dan taplak yang telah diproduksi para perajin. Meski demikian harga karpet maupun taplak bukan ditentukan oleh desain, melainkan ukuran. Selain mendesain sendiri, para perajin juga melayani pembuatan produk dengan desain dari pemesan. Bahan bakunya tak hanya jenis kayu tertentu. Semua jenis kayu tahunan pada dasarnya bisa digunakan. Namun umumnya jenis kayu yang banyak digunakan adalah jati, munggur, akasia, mahoni dan sono keling.




Karpet dan taplak meja dari limbah kayu ini punya kelebihan. Karena terbuat dari kayu maka mudah membersihkannya. Selain itu juga lebih enak dipakai, baik untuk tiduran maupun duduk-duduk. Kalau digelar di lantai, untuk duduk atau tiduran, tidak terlalu dingin sebagaimana karpet plastik, sehingga lebih aman bagi anak-anak.




Produk ini memang tergolong relatif baru dalam khazanah kerajinan di kawasan Yogyakarta dan Jawa Tengah. Oleh karenanya konsumen, khususnya dalam negeri, masih terbatas. Dan karena Produk baru, desainnya pun masih terbatas. Selain itu ada kelemahan yang hingga kini masih mengganjal para perajin, yakni soal media perangkai. 






http://www.ampl.or.id/digilib/read/mengolah-limbah-kayu-menjadi-produk-kerajinan-ekspor/19966

Tidak ada komentar:

Posting Komentar