Mengolah
Limbah Kayu Menjadi Produk Kerajinan Ekspor
Limbah
kayu, yang banyak dijumpai di tempat penggergajian atau perusahaan mebel,
biasanya hanya dijadikan bahan bakar. Atau kadang malah dibuang begitu saja.
Namun, saat ini limbah seperti itu mulai banyak dimanfaatkan untuk bahan baku
kerajinan.
Salah
satu pemanfaatan limbah kayu tersebut adalah sebagai bahan baku pembuatan
placemat atau taplak meja dan karpet. Sekilas memang agak unik dan khas,
mengingat selama ini taplak maupun karpet umumnya dibuat dari bahan benang atau
(sejenis) plastik. Boleh jadi karena keunikan itulah yang menyebabkan Produk
taplak atau karpet kayu mampu menembus pasar ekspor.
Cara
pembuatannya memang agak rumit dan membutuhkan kesabaran serta ketelitian
ekstra. Mula-mula limbah kayu berbagai bentuk dan ukuran itu dipotong dengan
gergaji cetak menjadi cuwilan (perca) kecil-kecil dengan bentuk dan ukuran
sama. Ada yang berbentuk bulat, segi tiga, lonjong, maupun kotak dengan
ketebalan sekitar 1 cm. Kemudian cuwilan-cuwilan kayu tersebut dihaluskan
dengan amplas.
Setelah
halus, satu per satu dilubangi menggunakan bor-hingga tembus pada sisi-sisinya.
Lubang inilah nantinya untuk dimasuki benang perangkai. Setelah itu, cuwilan
kayu yang sudah berlubang itu kemudian dirangkai dengan benang jenis nilon, dan
ditautkan antar rangkaian hingga membentuk lembaran. Dengan demikian, satu
karpet ukuran standar terdiri dari ribuan perca kayu.
Besar
lembaran bergantung kebutuhan. Kalau mau dibuat karpet, ukurannya disesuaikan
dengan standar ukuran karpet. Jika untuk taplak, ukurannya dibuat seukuran
taplak meja. Agar lebih awet dan tambah cantik, lembaran calon karpet maupun
taplak tersebut di finishing dengan cat atau dilapisi pelapis kayu natural.
Karpet atau taplak pun siap dipakai.
Ada
puluhan desain karpet dan taplak yang telah diproduksi para perajin. Meski
demikian harga karpet maupun taplak bukan ditentukan oleh desain, melainkan
ukuran. Selain mendesain sendiri, para perajin juga melayani pembuatan produk
dengan desain dari pemesan. Bahan bakunya tak hanya jenis kayu tertentu. Semua
jenis kayu tahunan pada dasarnya bisa digunakan. Namun umumnya jenis kayu yang
banyak digunakan adalah jati, munggur, akasia, mahoni dan sono keling.
Karpet
dan taplak meja dari limbah kayu ini punya kelebihan. Karena terbuat dari kayu
maka mudah membersihkannya. Selain itu juga lebih enak dipakai, baik untuk
tiduran maupun duduk-duduk. Kalau digelar di lantai, untuk duduk atau tiduran,
tidak terlalu dingin sebagaimana karpet plastik, sehingga lebih aman bagi
anak-anak.
Produk
ini memang tergolong relatif baru dalam khazanah kerajinan di kawasan
Yogyakarta dan Jawa Tengah. Oleh karenanya konsumen, khususnya dalam negeri,
masih terbatas. Dan karena Produk baru, desainnya pun masih terbatas. Selain
itu ada kelemahan yang hingga kini masih mengganjal para perajin, yakni soal
media perangkai.
http://www.ampl.or.id/digilib/read/mengolah-limbah-kayu-menjadi-produk-kerajinan-ekspor/19966
Tidak ada komentar:
Posting Komentar